Ujicoba MRT Jakarta

Posted by

Ujicoba MRT – Hari Sabtu kemarin, 16 Maret 2019, saya beserta rekan saya melakukan ujicoba penggunaan MRT Jakarta. Saya berangkat dari stasiun Kranji dan bertemu dengan rekan saya di stasiun Gondangdia. Perjalanan kemudian dilanjut dengan berjalan kaki kearah Perpustakaan Nasional untuk menuju halte Bus Pengumpan Transjakarta. Kami berdua naik bus ini karena gratis, jadi lumayan menghemat.

Naik bus tersebut sampai di Bundaran HI, kemudian kami berdua pun turun dari bus dan langsung menuju pintu masuk stasiun MRT Bundaran HI. Di stasiun MRT ini sebenarnya memiliki beberapa pintu masuk, jadi bagi masyarakat yang berada di sisi lain jalan, bisa langsung masuk stasiun tanpa perlu menyeberang ke sisi lain jalan. Sedikit informasi, kedalaman stasiun MRT Bundaran HI sekitar 25 Meter.

Foto diatas ketika saya sudah turun ke lobby stasiun yang berada dibawah tanah.

Terlihat suasana lumayan ramai. Untuk masuk ke peron stasiun, kami berdua melewati metal detector dahulu untuk keamanan. Setelah melewati alat tersebut, kami berdua langsung menunjukkan barcode tiket yang telah dipesan kepada petugas untuk discan.

Untuk menuju peron, ternyata harus turun 1 lantai lagi dari lantai lobby tadi. Bagusnya stasiun MRT ini, ada pembatas pintu dan dinding kaca di pinggir peron samping rel kereta, jadi keamanannya lebih terjamin.

Suasana peron stasiun lumayan ramai dengan penumpang yang sedang menunggu MRT tiba. Ada yang berfoto-foto ria di papan iklan, ada juga yang di maps, ada pula yang selfie karena dia jomblo mungkin jadi gaada yang fotoin 😀

Setelah menunggu sekitar 10 menit, kereta MRT pun datang. Saya dan rekan saya menunggu di area bergaris kuning supaya tidak menganggu penumpang yang ingin turun. Karena ada peraturan “Dahulukan penumpang yang ingin turun”. 1 Rangkaian MRT memiliki 6 gerbong.

Karena masih tahap ujicoba, penumpang pun tidak begitu ramai sehingga tidak penuh, saya dan rekan saya pun mendapat tempat duduk.

Seperti inilah suasana didalam kereta MRT.

Terlihat banyak orang sedang foto-foto didalam kereta, buat pengalaman. Ohh yaa didalam kereta ini lumayan dingin dengan AC nya yang merata. Namun ada sedikit kekurangan yang saya rasakan, yaitu untuk kursi penumpangnya berbahan seperti plastik jadi diduduki keras, bukan berbahan yang empuk seperti pada commuter line.

Tidak lama kemudian, kereta pun berjalan dengan cepat, melewati terowongan bawah tanah. Oh yaa MRT ini mempunyai 2 jalur, dimana masing-masing jalurnya terpisah dan memiliki terowongannya masing-masing. Bagusnya MRT ini meskipun berjalan dengan cepat, tidak terasa goncangannya. Berbeda dengan commuter line hehehe. Saya menaiki MRT ini dari stasiun Bundaran HI menuju tujuan akhir stasiun Lebak Bulus. Lintasan ini merupakan fase 1 dimana terdapat 13 stasiun dengan 6 stasiun bawah tanah dan 7 stasiun layang. Jadwal keberangkatan kereta saat ujicoba tersebut setiap 10 menit sekali. Jarak antar stasiun membutuhkan waktu rata-rata sekitar 3-5-7 menitan, jadi lumayan cepat.

Sumber : https://travel.tempo.co

Seperti inilah pemandangan perjalanan ketika kereta berada di jalur layang.

Tidak lama kemudian, kami pun sampai di stasiun akhir, Lebak Bulus. Stasiunnya berada di atas, memiliki 2 buah jalur. Seperti inilah wajah kereta MRT yang terlihat sangat modern.

Dibawah stasiun, tepatnya dibawah stasiun, terdapat seperti dipo MRT, terlihat banyak kereta MRT sedang di parkir untuk perawatan.

Setelah asik berfoto-foto di stasiun Lebak Bulus, kami pun kembali menaiki MRT untuk menuju stasiun Bundaran HI.

Pas sampai di stasiun apa itu saya lupa, sepertinya stasiun Blok M, terlihat seorang gubernur DKI Jakarta, pak Anies Baswedan yang juga ingin mencoba MRT. Dan kebetulan saya pun 1 gerbong dengan pak Anies. Tidak lama kemudian kami pun sampai di stasiun Bundaran HI. Dan sebelum berpisah dengan rombongan pak Anies, saya sempat mengajak foto bersama pak Anies. Ini foto nya.

 

Sekitar jam 1 siang, setelah puas ujicoba MRT, kami berdua pun keluar stasiun dan berencana kembali ke Bekasi, ke rumah masing-masing.

Mungkin cukup sekian cerita dari saya, jangan lupa bahagia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.